Minggu II Sesudah Epifania
Rabu, 17 Januari 2018
Renungan Malam
TUHAN MENOLONG, BERSYUKURLAH
Yohanes 5:9b-18
“Orang itu keluar, lalu menceritakan kepada orang-orang Yahudi, bahwa Yesuslah yang telah menyembuhkan dia.” (ay.15)
Orang-orang Yahudi berjumpa dengan seorang yang baru disembuhkan sakitnya oleh Yesus dan mereka menegur orang itu, “Hari ini hari Sabat dan tidak boleh engkau memikul tilammu”. Mereka bukan bertanya dengan berempati siapa yang telah menyembuhkannya justru mereka menegur siapa yang mengizinkan dia untuk memikul tilam pada hari Sabat. Orang-orang Yahudi tidak merasakan pergumulan dari orang yang baru disembuhkan itu. Selama 38 tahun ia bergumul dengan sakitnya dan sekarang ia sudah sembuh, tetapi tetap orang-orang Yahudi tidak peduli kepadanya. Mereka bertanya kepada orang itu siapa yang telah berkata kepadanya, “Angkatlah tilammu dan berjalanlah”. Tetapi orang yang baru sembuh itu tidak tahu siapa Yesus yang telah menyembuhkannya.
Tindakan Tuhan untuk menyembuhkan seorang yang sakit selama 38 tahun pada hari Sabat membuat orang-orang Yahudi marah. Mereka tidak lagi dapat melihat kebaikan yang terjadi tetapi justru menyalahkan tindakan Yesus yang bekerja menyembuhkan seseorang pada hari Sabat. Dilarang keras untuk melakukan pekerjaan pada hari Sabat sekalipun itu untuk menolong seseorang yang sedang membutuhkan.
Yesus berkehendak supaya orang yang sudah disembuhkan dapat mempergunakan kesehatannya untuk hidup di dalam kehendak Tuhan, memuliakan Tuhan melalui apa yang dapat ia lakukan yang berguna bagi orang lain. Dengan demikian ia telah menghargai pekerjaan Tuhan yang terjadi atasnya, yang telah mengubah hidup.
Kepada orang-orang Yahudi Yesus berkata, “Bapaku bekerja sampai sekarang, maka Akupun bekerja juga”. Yesus mau menunjukkan kepada orang-orang Yahudi bahwa tidak ada seorangpun yang dapat menghentikan pekerjaan Allah, dan tidak seorangpun dapat mengatur waktu bagi Tuhan jika Tuhan mau bekerja. Bagaimana kita menjalankan kehidupan sebagai orang yang sudah mengalami jamahan Tuhan? Tentu dengan menunjukkan kehidupan yang memuliakan Dia.
Source: Sabda Bina Umat