MINGGU IV SESUDAH PENTAKOSTA
KJ.337 : 1 – Berdoa
ALLAH MEMULIHKAN
Yeremia 33:9-13
Sebab Aku akan memulihkan keadaan negeri ini seperti dahulu, firman TUHAN. (ay.13)
Keadilan Allah nyata melalui pemulihan yang Ia sendiri lakukan. Allah memang menghukum Israel tetapi pada waktu Tuhan, kemarahan-Nya berganti dengan pemulihan. Tanah yang akan memberi pertumbuhan bagi tanaman yang ditanam didalam nya, hanya akan bertumbuh jika tanah itu digemburkan dan dipupuki lagi. Kita lupa bahwa negeri ini adalah tanah pemberian Tuhan, yang harus terus digemburi dan dipupuki. Pekerjaan kita adalah memastikan bahwa tanah itu menjadi subur. Subur karena pekerja melakukan tugasnya dengan baik yaitu merawat agar tanah tetap subur.
Tandus dan kering adalah musuh bagi kehidupan kita karena tidak ada yang dapat tumbuh dan hidup di atasnya. Hukuman Allah telah menimbulkan ketandusan dan kekeringan, maka yang ada hanya kematian. Negeri kita adalah bagian dari hidup yang dianugerahkan Allah. Sudahkah kita merawat negeri dengan mendengar, mematuhi dan taat pada perintah-Nya? Jika kita meratap dan bertanya mengapa keberuntungan jauh dari kita, dan kemalangan selalu menjadi wajah negeri dan hidup kita? Mulailah bertanya dalam renungan yang dalam. Mungkin kita telah menjauhi Allah pada saat kita menikmati negeri, tanah pemberian-Nya, dan kita lupa merawatnya dengan kasih dan setia Allah. Mungkin kita tidak membiarkan kerja-kerja bersama membawa kebaikan dan kesuburan tetapi hanya menggapai keinglnan dan kepentingan kita semata.
Saatnya perenungan kita membuka ruang baru untuk membangkitkan kesadaran bahwa kita harus mau kembali melibatkan Allah dalam kerja membajak dan memupuki tanah anugerah Tuhan. Bukan kita yang sanggup mengubah kehidupan dari ketandusan dan kekeringan. Hanya Allah yang sanggup melakukannya bagi kita. Biarkan Allah membuat pemulihan agar tanah dimana kita berpijak kembali mem beri kesuburan dan kehidupan yang diharapkan.
KJ.337 : 2
Doa : (Kami hendak bersyukur untuk pemberian-Mu ya Allah. Tolonglah kami untuk setia merawatnya)
Source: Sabda Bina Umat