MINGGU PRAPASKAH
KJ 337:1 – Berdoa
JANGAN PAKSAKAN TANAHMU
Imamat 25:1-7
Tahun itu harus menjadi tahun perhentian penuh bagi tanah itu. (ay 5b).
Para petani sering setelah selesai memanen padi tidak langsung mengolah kembali sawah mereka.
Sawah yang masih terdapat sisa hasil tebasan batang padi dibiarkan begitu selama beberapa waktu. Cara semacam ini dalam dunia pertanian disebut pemberaan. Pemberaan artinya tanah atau lahan dibiarkan beristirahat atau dikosongkan selama jangka waktu tertentu, agar gulma dan rumput bisa tumbuh setelah masa panen. Cara ini bertujuan untuk mengistirahatkan tanah dan juga untuk menyuburkan tanah kembali setelah masa panen.
Cara semacam ini ternyata juga sudah dikenal di zaman Israel. Namun bedanya adalah di Israel masa tidak menanam ini berlangsung selama setahun. Penulis kitab Imamat menyebut masa tidak menanam ini sebagai tahun perhentian penuh bagi Tuhan. Berhenti menanam selama setahun rasanya bukan hal yang mudah bagi mereka yang hidupnya bergantung pada hasil tanah. Ada beberapa alasan mengapa Israel diminta dan bisa untuk berhenti mengolah tanahnya selama setahun. Pertama, hasil panen selama enam tahun dirasa cukup untuk menyediakan persediaan makanan bagi bagi mereka selama satu tahun masa tidak menanam. Kedua, Israel diajarkan untuk mencukupkan diri dengan apa yang mereka miliki. Dengan demikian tanah tidak terus menerus diolah untuk memenuhi kebutuhan mereka tanpa memberi waktu bagi tanah untuk beristirahat.
Manusia memang sering tidak puas dengan hasil yang diperolehnya dari tanah atau alam. Tanah atau alam hanya dilihat sebagai pemuas nafsu manusia yang tiada batas. Pohon-pohon ditebang, tanah digali dan diolah tanpa henti untuk mendapatkan semua yang manusia butuhkan tanpa keinginan untuk memberikan mereka waktu beristirahat. Jadi hari ini kita diingatkan bahwa jangan terus menerus mengolah tanah dan alam ini untuk memuaskan nafsu manusia saja. Berikan juga mereka waktu untuk beristirahat.
KJ 337:3
Doa: (Ya Tuhan, ajarlah kami mengistirahatkan tanah dan alam ini sejenak dari upaya memaskan nafsu manusia yang tidak terbatas)
Source: Sabda Bina Umat