Minggu VI Pra Paskah
Rabu, 21 Februari 2018
Renungan Malam
KEHANCURAN UMAT DAN LAWATAN KASIH-NYA
Yesaya 29:7-8
“Maka segala pasukan bangsa-bangsa yang berperang melawan Ariel, dan semua orang yang memerangi dia dan kubu pertahanannya dan orang-orang yang menyesakkan dia akan seperti mimpi dan seperti penglihatan malam-malam” (ayat 7)
Allah yang menghukum Yerusalem bukanlah Allah yang ganas dan sadis; kehancuran Yerusalem merupakan ‘buah’ dari keangkuhan mereka bahkan pengkhianatan mereka kepada Allah. Sebaliknya, Allah adalah Allah yang terus-menerus menuntun dan membimbing umat agar mereka semakin terbentuk dalam kualitas hidup mereka.
Dalam kehancuran yang akan dihadapi oleh Yerusalem sekalipun, Allah tetap berinisiatif untuk memulihkan umat-Nya. ia tak pernah meninggalkan umat-Nya. Penggenapan janji Keselamatan dari Allah melalui penderitaan, kematian dan kebangkitan-Nya terus-menerus mengingatkan kita betapa buruknya hidup manusia yang terus berkanjang dalam dosa; hanya karena anugerah Allah, maka manusia diselamatkan.
Pesan dari kitab Yesaya ini kiranya mengingatkan dan menguatkan kita untuk setia, rendah hati dan peka pada suara dan kehendak Allah. Dengan kepekaan pada suara dan kehendak Allah, umat diyakinkan akan kasih dan kuasa-Nya serta penyertaan-Nya yang tidak pernah lekang oleh waktu. Dengan kepekaan pada suara dan kehendak Allah, umat akan memiliki kerendahan hati dan bukan keangkuhan; umat akan menikmati kehidupan dan bukan kehancuran. Dimana dan kapan Allah melawat dan memperhatikan kita? Dimanapun dan di setiap saat kehidupan kita; dalam kehancuran hidup kita pun, kita tetap merasakan lawatan kasih-Nya.
Source: Sabda Bina Umat