MINGGU PASKAH
GB.164:1 – Berdoa
JALAN PIKIRAN YANG BERBEDA
Lukas 24 :44 – 49
“Lalu Ia membuka pikiran mereka, sehingga mereka mengerti Kitab Suci” (ay.45)
Kalau kita kembali mengingat apa yang disampaikan oleh kedua murid dalam perjalanan ke Emaus tentang Yesus, maka dapat diambil kesimpulan bahwa pemahaman mereka tentang Mesias adalah sosok yang akan membebaskan bangsa Israel.
Sosok pembebas ini lekat pada kisah klasik Israel di masa kepemimpinan Daud yang berdaulat sebagai suatu bangsa merdeka dan disegani oleh tetangga-tetangga mereka di Palestina. Dan bisa jadi karena pemahaman itu, mereka tidak memperhatikan atau menyimak dengan sungguh-sungguh apa yang pernah dikatakan Yesus tentang mesias yang menderita itu.
Adanya kontradiksi antara pemahaman para murid dengan jalan pikiran Tuhan, bukan sesuatu yang luar biasa. Hal ini dapat terjadi karena kedua belah pihak berada dalam posisi yang berbeda. Pemahaman para murid bersumber pada kenyataan hidup yang dialami serta tradisi agama di lingkungan mereka. Sementara Yesus, meletakkan sumber pemahamannya pada kehendak dan rencana Allah. Bukankah memang jalan pikiran Allah mustahil dapat diselami oleh daya berpikir manusia? Terkadang mesti ada peristiwa dulu baru kita dapat memahami jalan pikiran Allah. Peristiwa itu sendiri ada sebagai bukti tentang rencana Allah yang sudah diutarakan kepada umatNya sejak lampau. Namun sibuk dengan ambisi dan obsesi yang manusiawi, membuat rencana tersebut tidak mudah dapat diterima apalagi diingat.
Kebangkitan adalah peristiwa yang menggenapi maksud dan tujuan Allah dalam menghadirkan mesias bagi umat-Nya. Penderitaan di atas kayu salib dan bangkit dari kematian, adalah tanda dari kehadiran Mesias tersebut. Melalui kedua peristiwa tersebut, Allah menghadirkan pengampunan dosa bagi umat-Nya untuk membuka lembaran baru dalam relasi antara diri-Nya dengan umat-Nya. Lembaran yang memuat karya damai sejahtera Allah yang akan terwujud di bumi seperti di sorga.
GB.104: 1
Doa : (Tolonglah kami ya Tuhan untuk membuka diri pada Firman-Mu dan bukan bertahan pada pengertian kami sendiri)
Source: Sabda Bina Umat