MINGGU XII SES. PENTAKOSTA
♪ GB. 117 : – Berdoa
Keluaran 21 : 26 – 27
Melindungi Yang Lemah (Bagian 2)
Saudaraku, jika bacaan pagi mengatur tentang perlindungan bagi perempuan yang sedang mengandung, maka bacaan malam ini mengatur perlindungan kepada budak.
Pada masa lalu, kaum budak adalah kelompok masyarakat yang rentan mengalami tindak kekerasan baik secara fisik maupun mental oleh para majikan. Mengapa? Karena dalam pola pikir masyarakat pada waktu itu, seorang budak adalah milik tuannya, dia sama dengan barang” kepunyaan sang tuan yang dapat diperlakukan sesuka hati tuannya. Tidak ada hukum negara yang melindungi hak mereka. Namun. tidak demikian halnya dengan bangsa Israel. Mereka adalah umat Allah yang harus hidup sesuai dengan peraturan Allah, dan di situlah betak keistimewaan umat Tuhan, mereka harus mempraktekkan kasih kepada sesama, apapun status dan golongan mereka.
Makna terdalam ayat 26-27 adalah bahwa seorang budak juga manusia, bukan barang kepunyaan tuannya. Tindak kekerasan terhadap budak baik laki-laki maupun perempuan harus dihentikan. Dalam situasi kerusakan mata atau gigi yang dialami oleh seorang budak karena tindak aniaya sang tuan, maka mereka diberikan status bebas. sebuah status yang biasanya diberikan kepada seorang budak yang telah bekerja selama 6 (enam) tahun. Inilah bentuk keberpihakan Tuhan terdapat kelompok yang lemah dan itu berarti umat Tuhan juga harus menunjukkan keberpihakan kepada mereka yang lemah. Itu wujud tindakan kasih kepada Tuhan melalui sesama.
Saudaraku, melalui perenungan ini, 2 (dua) hal yang penting direnungkan, yaitu :
- Menunjukkan kepedulian kepada kaum lemah merupakan wujud sikap hidup orang percaya. Sebagai contoh, dalam hubungan dengan asisten rumah tangga, perlakukan dia sebagai anggota keluarga dan berikanlah gaji sesuai kesepakatan bersama serta waktu untuk beristirahat.
- Perlihatkan sikap menghormati sesama di manapun kita berada sebagai bentuk hormat kepada Tuhan yang menciptakan mereka.
♪ GB. 117 : 10, 13
Doa : (Tuhan Yesus, jadikan kami alat kasih-Mu untuk menyatakan kepedulian bagi mereka yang lemah dan menghargai siapapun sebagai sesama saudara)