MINGGU ADVEN IV
RABU, 27 DESEMBER 2017
Renungan Pagi
DOKUMEN HIDUP
Ulangan 4:1-29
“…yakni Kesepuluh Firman dan ia menuliskannya pada dua loh batu” (ay.13)
Sebuah prasasti berukuran 45cm x 45cm telah menyatu dengan tembok dinding depan gedung gereja GPIB Immanuel Pare Pare bertuliskan: PARE PARE 22-12-1931 GR: DJMT: W.W. DE COSTA. Hanya tercitra 37 gabungan karakter huruf, angka dan tanda baca pada prasasti ini, namun mengandung sejarah yang bernilai bagi setiap anak-anak yang lahir dan dibesarkan oleh ‘Sang Ibu’ (“Gereja Ayam” ini) lewat Persekutuan, Pelayanan dan Kesaksiannya di sekitar alun-alun Kota Pare Pare. Merekonstruksi sejarah dalam bingkai konteks dinamika angkatan demi angkatan lewat rajutan keteladanan, inspirasi, dan cita-cita hidup yang beragam dalam setiap musimnya dengan semangat ketaatan.
Dalam wejangan Musa kepada umat yang dipimpinnya jelang memasuki babak baru dan mendiami rumah bersama di “Negeri yang Dijanjikan”, didokumentasikanlah ketetapan dan peraturan yang telah diajarkan untuk dilakukan supaya hidup selalu direkonstruksi angkatan demi angkatan dalam semangat ketaatan sebagai Umat Allah. Sebuah Dokumen Hidup dalam patri perjanjian dengan Allah telah mewujud dengan hadirnya Prasasti Kesepuluh Firman. Kanon yuridis formal ini menghadirkan kembali semangat hidup dalam kepenuhannya kala umat berkomitmen memaknainya dengan rasa kemanusiaan dimana Allah sendiri telah membesarkan mereka sebagai anak-anak yang dilahirkan-Nya. Dalam Janji Keselamatan-Nya itu angkatan demi angkatan berkomitmen untuk terus menghidupkan secara baru makna huruf-huruf pada Prasati yang sejatinya bermuara pada ketaatan dalam realitas hidup.
Dalam memaknai masa Natal sebuah Karta Kasih yang monumental telah terjadi di Betlehem. “Palungan” di Rumah Roti dan “Palang salib” di Bukit Tengkorak bagaikan goresan kasih Allah yang terpatri dalam sejarah kemanusiaan untuk menyatakan kasih dan pengasihan-Nya. Rajutan huruf dan simpul kata seakan tidak dapat melukiskan kasih-Nya yang agung dan mulia itu. Dibutuhkan dokumen bagai Puisi Kehidupan tentang Kasih yang tak bertepi, Harapan yang selalu baru, dan Iman yang terus bertumbuh.
Source: Sabda Bina Umat