Minggu V Pra Paskah
Rabu, 28 Februari 2018
Renungan Malam
FINISH
Wahyu 20:11-15
“Lalu maut dan kerajaan maut itu dilemparkanlah ke dalam lautan api. Itulah kematian yang kedua: lautan api” (ayat 14)
Garis finish perlombaan, babak final kompetisi, episode terakhir sebuah film, ujian kelulusan studi, keputusan akhir Sidang adalah peristiwa-peristiwa yang dijelang dengan harap cemas. Tiap peristiwa itu adalah puncak dari kerja keras, disiplin, pengorbanan, harapan masa depan demi menggapai sesuatu yang bermakna, berguna, atau yang memuaskan rasa dahaga dan akal. Semua itu bisa menyita watu, perhatian, perasan, pikiran, tenaga, bahkan dana. Hasilnya bisa membahagiakan bila tercapai sesuai harapan. Namun jika tidak, janganlah larut dalam kesedihan. Dalam hidup ini selalu ada kesempatan untuk berupaya leih baik dan berhasil. Sebelum tiba waktu berakhirnya hidup, kita berusaha mengisinya penuh makna.
Malam ini kita membaca Alkitab yang berbicara tentang akhir segalanya. Bukan sekadar akhir perlombaan, kompetisi, pendidikan, apalagi akhir sinetron. Ini akhir hidup semua ciptaan. Pada saat itu akan ada takhta putih, Allah yag Mahakudus hadir sebagai hakim di akhir zaman. Kehidupan yang penuh dosa telah lenyap (11). Penghakiman akan berlangsung demikian: (a) Di hadapan takhta Allah berdiri banyak orang yang akan dihakimi (12-13). (b) Catatan perjalanan hidup dibuka, tiap orang yang menolak penebusan Yesus dihakimi menurut perbuatannya. (c) Orang yang namanya tidak tercatat dalam buku kehidupan akan mengalami kematian kedua yaitu penghukuman kekal (15). (d) Tiada kuasa apapun yang dapt menghindarkan manusia dari penghakiman Allah (13), bahkan Kerajaan maut dicampakkan ke dalam lautan api penghukuman abadi (14).
Tentu kita bertanya, bagaimana nasib kita? Inilah penghiburan kita. Pada akhirnya api Allah akan menghancurkan kuasa maut. Yesus telah memutuskan belenggu dosa dan mematahkan kekuatan jahat. Setiap orang yang ditebus Kristus akan berakhir dalam kemuliaan kekal. Mari kita pastikan bahwa iman kita tidak goyah, jaga komitmen berjuang hidup dalam kekudusan, tulus menyatakan kasih kepada Allah dan sesama. Dengan penghiburan ini, kita memasuki istirahat malam dan berbaring dengan nyaman dalam lindungan-Nya.
Source: Sabda Bina Umat