MINGGU II SESUDAH PENTAKOSTA
KJ.57 : 1 – Berdoa
MEROBOHKAN TEMBOK PEMISAH
Kisah Para Rasul 8:4-25
“mereka yang tersebar itu menjelajah seluruh negeri itu sambil memberitakan Injil…” (ay.4)
Ada sebuah syair lagu yang dipopulerkan oleh Muchsin Alatas dan Titiek Sandhora, “diantara hatimu hatiku terbentang dinding yang tinggi, tak satu jua jendela disana…” isi syair lagu ini dapat menggambarkan relasi antara orang Yahudi dan Samaria, diantara mereka tidak ada hubungan baik. Namun demikian, penganiayaan terhadap jemaat perdana di Yerusalem telah menjadi pintu bukan hanya jendela untuk Filipus dan para rasul menerobos masuk ke Samaria guna memberitakan Injil. Penganiayaan tidak membuat ‘sinar‘ Penginjilan meredup, tetapi justru semakin bercahaya. Hal ini hendak menggenapi apa yang Tuhan Yesus katakan dalam Kis.1:8,”… kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi”.
Filipus rekan Stefanus sang martir, dipakai Allah untuk menyampaikan kabar baik disertai berbagai tanda dan mujizat di Samaria, hingga seorang tukang sihir bernama Simon mau percaya dan menyerahkan diri untuk dibaptis. Mendengar perkembangan jumlah pengikut Kristus yang tidak sedikit, akhirnya rasul Petrus dan Yohanes diutus untuk menilik Samaria dan berdoa agar orang-orang Samariapun menerima karunia Roh Kudus. Karya Roh Kudus melalui Filipus dan para rasul telah melampuai sekat-sekat, meniadakan tembok pemisah yang pernah ada. Kini mereka tidak lagi menjadikan perbedaan sebagai alasan untuk saling bermusuhan, melainkan kesamaan secara rohani menjadi dasar untuk hidup saling menerima.
Jika Tuhan telah meruntuhkan tembok pemisah yang menghalangi kesatuan umat, mengapa kita sebagai orang yang mengaku anak Tuhan justru seringkali mempertahankan kokoh dan tingginya tembok itu? Mari kita peka melihat sekat yang menghalangi kesatuan kita dengan sesama orang percaya, atau sesama anak bangsa. Bila ada, singkirkanlah karena ketertundukan kita pada karya Roh Kudus yang menyatukan, sebelum Allah memaksa dengan “aniaya” untuk meniadakan tembok-tembok pemisah yang selalu kita bangun.
KJ.57:3
Doa : (Tuhan Yesus, tolong kami membuang keegoisan kami yang cenderung membangun tembok dan sekat diantara kami, dan buatlah kami menyadari bahwa Engkau menginginkan kami untuk selalu hidup dalam kesatuan dan kerukunan)
Source: Sabda Bina Umat