Minggu V Sesudah Paskah
Rabu, 9 Mei 2018
Renungan Pagi
BERDAMAI DENGAN MUSUH
Amsal 16:7
“…maka musuh orang itu pun didamaikan-Nya dengan dia” (ayat 7)
Salah satu legenda rakyat Indonesia yang terkenal adalah Bawang Merah dan Bawang Putih. Keduanya bersaudara tiri dan memiliki sifat yang bertentangan. Bawang Merah adalah seorang yang malas, pemarah dan serakah sedangkan Bawang Putih memiliki sifat rajin, murah hati dan tulus. Bawang Putih awalnya ditindas oleh Bawang Merah. Akhir cerita Bawang Putih mendapatkan kebahagiaan sedangkan Bawang Merah mengalami kematian mengerikan.
Cerita ini hendak mendidik agar orang tidak menjadi serakah dan berlaku jahat. Hukuman mengerikan menjadi kekuatan ceritanya. Banyak orang yang tertindas berpikir Allah hanya melindungi orang baik dan membinasakan orang jahat. Tidak demikian dengan pengajaran Amsal. Amsal memperkenalkan cara Allah mendidik yang luar biasa. Tidak ada pembinasaan orang jahat melainkan perubahan keadaan dari yang tadinya bermusuhan menjadi berdamai. Keinginan Allah adalah agar permusuhan itu ditiadakan dengan perdamaian, Allah sendiri turut bekerja mewujudkannya (“maka musuh orang itu pun didamaikan-Nya dengan dia”). Asal, panutannya adalah Allah dan panduannya adalah firman-Nya (“Jikalau Tuhan berkenan kepada jalan seseorang’).
Ketika kita memulai kembali hari ini, ingatlah betapa Allah menginginkan semua orang hidup berdamai. Penebusan Allah di dalam Kristus bertujuan agar terjadi perdamaian, membuang dendam lalu mengampuni dan berbelas kasihan. Seandainya legenda di atas bisa ditulis dalam versi Kristen, bagian akhirnya harus berubah. “Bawang Merah” itu kemudian berdamai dengan saudaranya. Tidak ada lagi permusuhan di dalam Yesus. Mari hidup meniru Allah dan dengan cara Allah, supaya la memampukan kita menjadi pelaku damai bagi semua orang.
Source: Sabda Bina Umat