MINGGU VIII SESUDAH PENTAKOSTA
KJ.383 :1 – Berdoa
TUHAN TIDAK TIDUR
Ayub 15:17-25
Orang fasik menggeletar sepanjang hidupnya, demikian juga orang lalim selama tahun-tahun yang disediakan baginya (ay.20)
Istilah fasik menunjuk kepada dua sifat khas yakni tidak takut akan Tuhan, dan sama sekall tidak punya respek terhadap sesamanya. Mereka melawan semua hukum Tuhan dan juga semua hukum kemanusiaan. lstilah lalim menunjuk pada sifat-sifat kejam dicampur dengan ketidak adilan dan kekerasan untuk mewujudkan kemauan sendiri tidak peduli kalau itu makan korban orang lain. Sekarang bisa kita bayangkan suatu masyarakat yang berisikan orang-orang fasik dan lalim; yang bangga ketika menjadi bencana bagi masyarakat dan bangga menjadi musuh orang benar.
Ketika Ayub mempersoalkan keadilan Allah, Elifas menceriterakan kepada Ayub tentang apa yang dilihatnya (17). Yang dilihat Elifas adalah orang fasik dan orang lalim menggeletar sepanjang hari-hari hidup mereka. Memang untuk sesaat kelihatannya mereka hebat dan memakan korban sesama. Akan tetapi sisa jalan hidup mereka akan dipenuhi penderitaan. Mereka akan menggeletar karena harus memberi pertanggung-jawaban atas ulah mereka yang mendatangkan bencana bagi orang lain. Jadi Ayub tidak usah mempersoalkan keadilan Allah. Sebab memang tidak seorangpun bisa lepas dari keadilan ilahi.
Ketika menghadapi pergumulan hidup, kita sering jatuh dalam godaan seperti Ayub. Kita mempersoalkan keadilan Allah. Sebab ada orang yang jelas-jelas kita tahu tentang hidupnya yang rusak, sepertinya enak dan santai saja. Sementara kita yang berusaha untuk setia dan saleh malahan sering disinggahi pergumulan. Mereka yang fasik dan lalim sepertinya senyum menertawai kita.
Namun Tuhan tidak tidur. Mereka yang fasik dan lalim pasti akan menerima akibatnya. Tuhan sudah menentukan waktu, tempat dan caranya. Maka tidak usah cemburu menghadapi kenyataan kehidupan yang tidak seimbang. Ada Tuhan, dan Tuhan tidak tidur!.
KJ.383 : 2
Doa : (Ampuni kelemahan anak-Mu ini Tuhan karena sempat mempersoalkan keadilan ilahi)
Source: Sabda Bina Umat