MINGGU SESUDAH EPIFANIA
KJ. 443:1 – Berdoa
SUKACITA DALAM KEHIDUPAN BERIMAN
1 Tesalonika 2:17-20
Sungguh, kamulah kemuliaan kami dan sukacita kami {ay.20).
Hubungan antara Paulus dan jemaat Tesalonika bisa digambarkan seperti hubungan antara orangtua dan anak (bnd.1 Tes.2:7,11). Dalam hubungan seperti itu, Paulus mengungkapkan kerinduannya yang besar, setelah sekian lama “terpaksa” terpisah dengan jemaat di Tesalonika (bnd. Kis. 17:1-9). Dalam kerinduannya yang besar, Paulus mengatakan bahwa ia sudah berniat dan berusaha,bahkan lebih dari sekali, untuk datang menjenguk jemaat Tesalonika. Tetapi niat balk itu belum bisa ia wujudkan karena iblis selalu mencegah Paulus dan rekan-rekan sepelayanan untuk berkunjung ke Tesalonika. Tidak terlalu jelas dalam hal apa, iblis menghalangi Paulus berkunjung ke Tesalonika. Sangat mungkln halangan itu berkaitan dengan penghambatan dan perlawanan terhadap usaha pekabaran Injil.
Selanjutnya, diayat 19 dan 20, Rasul Paulus mengungkapkan sukacitanya terhadap jemaat di Tesalonika. Sukacita itu ia alami karena jemaat Tesalonlka telah menerima firman Allah (2:13) mengalami pertumbuhan iman, sehingga iman itu terwujud dalam pekerjaan dan kehidupan dalam kasih (1:3). Tidak hanya itu, kehidupan mereka menjadi teladan untuk semua orang (1 :7).
Sukacita seringkali hanya kita kaitkan dengan keberhasilan dalam studi, karir, pekerjaan atau usaha. Malam ini kita dingatkan bahwa sukacita yang kita alami tidak selalu hanya berkaitan dengan keberhasilan dalam studi, karir, pekerjaan atau usaha, tetapi juga berkaitan dengan kehidupan beriman dalam Kristus. Marilah kita bersukacita bukan saja ketika anak-anak kita mampu meraih peringkat yang baik di sekolah, tetapi terutama ketika mereka mampu memancarkan kasih dan keselamatan Kristus lewat kehidupan sehari-hari, sehingga kehidupan mereka boleh menjadi teladan bagi orang lain.
KJ. 443 : 2
Doa : (Ya Tuhan berilah hati kami senantiasa bersukacita, Karena rahmat dan keselamatan-Mu yang terpancar lewat kehidupan kami)
Source: Sabda Bina Umat