Minggu Pemuliaan
Sabtu, 19 Mei 2018
Renungan malam
HIDUP DALAM TAKUT AKAN TUHAN
Kisah Para Rasul 9 : 26 – 31
“… hidup dalam takut akan Tuhan…” (ayat 31b)
Berlakulah baik kepada temanmu untuk menjaga mereka, dan berlaku baiklah kepada musuhmu untuk mengalahkan mereka (Benjamin Franklin). – Pertemuan Saulus dengan Yesus yang telah bangkit, menghasilkan transformasi radikal di dalam diri Saulus. Tantangan Paulus dalam proses perubahannya berawal dari keputusannya untuk berbalik mengikuti Kristus. Perubahan ini menyebabkan orang-orang Yahudi curiga pada pertobatan Paulus dan ingin membunuhnya. Namun sebagai murid Yesus, Paulus siap menghadapi risiko, dia tidak mundur menghadapi ancaman. Kemudian diceritakan bahwa Barnabas oleh karunia menasihati dan mendamaikan yang ada padanya berhasil menolong Saulus, seorang penganiaya orang-orang percaya yang ditakuti dan dibenci oleh para murid Tuhan, bahkan mereka berencana membunuhnya. Melalui kehadiran Barnabas, membuat para murid yakin dan dapat menerima Saulus yang kemudian berubah nama menjadi Paulus. Akibatnya, dalam waktu singkat jemaat di seluruh Yudea, Galilea, dan Samaria berada dalam keadaan damai. Jemaat itu dibangun dan hidup dalam takut akan Tuhan. Jumlah mereka makin hari makin bertambah besar dan hal ini terjadi hanya oleh pertolongan Roh Kudus.
Salah satu bukti pertobatan Saulus adalah ia penggabungan dirinya dengan jemaat di Damsyik (ay.19b). Betapa kuat kuasa Yesus mengubah Saulus. Kuasa yang tidak pernah dibayangkan sebelumnya olehnya. Bila dulu ia mengejar-ngejar orang yang percaya pada Yesus, kini ia dikejar banyak orang karena imannya kepada Yesus.
Pertobatan Saulus jelas merupakan suatu peristiwa unik. Namun demikian setiap pertobatan – seunik-uniknya sekalipun – sedikit-banyak selalu mempunyai keserupaan/kemiripan dengan pertobatan Saulus ini. Bagi setiap orang-percaya, pertobatan menyangkut suatu perjumpaan dengan Kristus dan keputusan untuk berpaling-meninggalkan dosa serta menerima hidup baru oleh pengampunan-Nya melalui Sakramen Baptisan Kudus. Seperti halnya Saulus, perjumpaan kita dengan Kristus membentuk dasar dari iman-kepercayaan kita. Melalui iman-kepercaraan itulah kita terus-menerus menerima pengampunan dan mewujud-nyatakan panggilan kita dalam Gereja.
Source: Sabda Bina Umat