MINGGU VII SESUDAH EPIFANIA
GB 220:1 – Berdoa
BELAS KASIHAN
Lukas 7:11-17
…ketika Tuhan melihat janda itu, tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan, lalu Ia berkata kepadanya: “Jangan menangis!” (ay 13)
Belas kasihan biasa disebut welas asih atau kepedulian. Belas kasihan adalah emosi manusia yang muncul akibat penderitaan Orang lain. Lebih kuat daripada empati, perasaan ini biasanya memunculkan usaha untuk mengurangi penderitaaan orang lain.
Saat Yesus dan rombongan masuk ke kota Nain, saat itu pula suatu rombongan pengantar mayat sedang menuju ke luar kota. Yang mati adalah seorang anak laki-laki, anak tunggal dari seorang ibu yang sudah janda. Yesus melihat peristiwa yang sangat menyedihkan ini: seorang ibu janda yang sedang menangis pilu meratapi kematian anak laki-laki anak satu-satunya. Melihat kehilangan dan dukacita dari ibu janda itu, tergeraklah hati Yesus oleh belas kasihan. “Jangan menangis,” merupakan tindakan Yesus yang mengerti dan peduli akan penderitaan yang dirasakan oleh ibu janda itu. Belas kasihan Yesus membuat-Nya tidak mempedulikan larangan di kalangan orang Yahudi untuk tidak menyentuh mayat; jika menyentuh mayat, maka orang yang menyentuh mayat itu menjadi najis. Yesus tersentuh dengan kehilangan dan dukacita mendalam yang dialami oleh janda itu, karena itu dengan penuh kasih dan kepedulian Dia tergerak menolong dan menghilangkan dukacitanya. Yesus menyentuh mayat anak muda itu dan dengan perkataan-Nya yang penuh kuasa Ilahi, Dia membangkitkan anak muda itu.
Saudaraku, terharu, sedih, menangis, merasa kasihan bukanlah belas kasihan. Belas kasihan adalah tindakan yang didasarkan kasih dan kepedulian yang dalam untuk menolong meringankan penderitaan orang lain. Belas kasihan bukan hanya sekadar kata-kata dan perasaan. Belas kasihan selalu disertai tindakan untuk menolong atau mambantu. Sebagai orang Kristen, kita dinasihatkan agar menunjukkan “belas kasihan” yang didasarkan “kasih dalam hal saling membantu” (Kol.3:12; Ef.4:2b).
doa : (Ya Allah Mahakasih, mampukanlah kami menunjukkan belas kasih dengan menolong sesama yang menderita)
Source: Sabda Bina Umat