SABTU TEDUH
GB 59:1 – Berdoa
SINGKIRKAN KEPENTINGAN DIRI
Yohanes 19 : 31 -37
” … Mereka akan memandang kepada Dia yang telah mereka tikam” (ay.37)
Bila orang-orang Romawi melaksanakan hukuman salib sesuai dengan hukum mereka, maka korban ditinggal begitu saja untuk mati sendiri di kayu salib. Korban bisa tergantung berhari-hari di kayu salib di tengah terik matahari dan dinginnyn malam hari, kehausan dan tersiksa. Seringkali korban meronta-ronta kesakitan.
Orang Romawi juga tidak menguburkan mayat penjahat yang mati disalibkan. Mereka hanya menurunkan mayat itu dan membiarkan burung gagak dan anjing-anjing memakannya sampai habis.
Dalam hukum Yahudi orang yang telah menerima hukuman mati tidak boleh semalam-malaman tergantung diatas tiang. Mereka harus menguburkannya pada hari itu juga. Dalam hal ini, mayat Yesus menjadi penting dan tidak dibiarkan tergantung di kayu salib semalam-malaman karena esok harinya adalah hari Paskah.
Cara menghabiskan nyawa orang terhukum adalah dengan mematahkan kaki dan tulang-tulang dari korban penyaliban. Kaki Yesus tidak dipatahkan karena terlihat bahwa Yesus telah mati. Ini berarti bahwa Yesus benar-benar mati yang menunjukkan pada ketuhanan Yesus yang berdaulat di salib dan pengorbanan-Nya bagi manusia.
Yesus benar-benar manusia yang terdiri dari tubuh, darah dan daging. Yesus tidak dipatahkan kaki-Nya namun lambung-Nya ditikam untuk menegaskan bahwa diriNya benar-benar mati sebagai wujud ketaatan-Nya kepada Bapa-Nya.
Yesus merupakan pribadi yang dapat menjadi contoh bagi kita, bahwa berkorban bagi kebaikan banyak orang merupakan tindakan yang berkenan dihadapan Allah. Pengorbanan Yesus bukti dari cinta kasih dan ketaatan-Nya kepada Allah. Mari kita meneladani perbuatan Yesus. Singkirkan kepentingan diri sendiri untuk membangun dan memperkuat kehidupan persekutuan
GB.69 : 2
Doa : (Tuhan, tolong kami untuk belajar mengorbankan kepentingan diri demi keutuhan persekutuan tubuh Kristus)
Source: Sabda Bina Umat