Minggu V Pra Paskah
Sabtu, 3 Maret 2018
Renungan Pagi
IKATAN PERSAUDARAAN
Amos 1:9-10
“Beginilah firman TUHAN: “Karena tiga perbuatan jahat Tirus, bahkan empat, aku tidak akan menarik kembali keputusan-Ku: Oleh karena mereka telah menyerahkan tertawan suatu bangsa seluruhnya kepada Edom dan tidak mengingat perjanjian persaudaraan.” (ayat 9)
Makmur, ramai, indah dan strategis, itulah wajah Kota pelabuhan Tirus. Letak dan kondisi geografisnya berupa pulau dengan dua pelabuhan menjadikan Tirus ebagai pusat perdagangan besar (bnd. Yes. 23:1-3). Namun sekarang ini Tirus tidak lebih dari tempat tinggal para nelayan miskin. Amos mencatat bahwa api murka Tuhan membakar Tirus. Hal itu terjadi ketika Raja Nebukadnezar, raja Babel, mengepung dan menghancurkan Tirus (Yesaya 26:27 dst). Mengapa itu terjadi?
Kitab Amon mencatat bahwa Tirus mengabaikan perjanjian persaudaraan. Rupanya pada masa lalu Tirus pernah menjadi sahabat dari bangsa Israel. Bahkan raja Tirus, Hiram menyebut Salomo sebagai saudara (1 Raj. 9:13). Sayangnya Tirus melupakan perjanjian persaudaraan tersebut. Isi perjanjian tersebut merupakan ketetapan rohani, maupun kesepakatan politik, termasuk juga pelarangan perdagangan budak Ibrani (1 Rah. 5:12; Yoel 3:6-8).
Masih membekas di benak kita, terjadi kerusuhan antar kelompok masyarakat di beberapa wilayah negeri kita. Hubungan persaudaraan telah terjalin sejak turun-temurun antar warga masyarakat dirusak oleh provokasi sentimen Suku, Ras, Agama, dan Antar Golongan. Hubungan harmonis berubah menjadi permusuhan; tidak ada lagi penghargaan terhadap sesama. Satu sama lain saling curiga dan saling menjatuhkan, melainkan firman Tuhan memberi peringatan keras. Siapapun yang merusak tali kasih persaudaraan pasti dihukum Tuhan. Tuhan tidak akan menarik keputusan-Nya ini.
Source: Sabda Bina Umat