Minggu IV Sesudah Paskah
Sabtu, 5 Mei 2018
Renungan Pagi
WARTAKAN TUHAN YANG HIDUP DAN TUHAN YANG BEKERJA
2 Raja-Raja 4:42-43
“Tetapi pelayannya itu berkata: “Bagaimanakah aku dapat menghidangkan ini di depan seratus orang?…” (ayat 43)
“Ku mau seperti-Mu Yesus” adalah penggalan lirik lagu. Lirik ini menyingkapkan kerinduan terdalam dari setiap orang Kristen untuk mau menjadi seperti Yesus. Mau menjadi seperti Yesus berarti mewartakan dan menjadi epifani dari Tuhan yang hidup dan bekerja sebab Yesus Kristus adalah Tuhan yang bekerja di tengah manusia. Perikop ini juga mewartakan hal serupa. Elisa sebagai nabi-Nya mewartakan Tuhan yang bekerja.
Tuhan yang bekerja adalah Tuhan yang tidak kalah oleh masalah-masalah. Sebagai nabi-Nya, Elisa dihadapkan dengan masalah, yaitu: memberi makan orang di dalam kekurangan yang ada (ayat 42-43). Dalam konteks perikop ini, mewartakan Tuhan yang tidak kalah oleh masalah-masalah sangat jelas terlihat. Kekurangan yang ada tidak membuat pewartaan tentang Tuhan yang tidak kalah oleh masalah-masalah terpinggirkan atau hilang.
Bertolak dari perikop ini, bukankah masing-masing kita juga pernah berada pada situasi mirip tapi tidak sama dengan yang dialami oleh Elisa. Atau, kita memiliki panggilan yang sama, dan masing-masing kita sama-sama memiliki masalah di saat menunaikan panggilan kita tersebut. Biasanya, saling menyalahkan muncul. Atau, alasan-alasan dimunculkan untuk dimaklumi.
Di tengah situasi itu, perikop ini memberi inspirasi dan menguatkan: jangan kalah dari masalah. Elisa sebagai nabi-Nya memiliki konteks tersendiri di dalam pewartaan. Demikian pula kita. Konteks Elisa adalah Tuhan bekerja memberi kecukupan. Masalah diatasi. Bagaimana dengan konteks kita? Bisakah kita bersama dengan Tuhan mengatasi masalah?
Source: Sabda Bina Umat