MINGGU XVII SES. PENTAKOSTA
SABTU, 7 OKTOBER 2017
Renungan Pagi
KJ.446 :1 -Berdoa
SETIA SAMPAI AKHIR
2 Raja-Raja 2:1-18
….. sesungguhnya aku tidak akan meninggalkan engkau (ay 6b.)
Waktunya telah tiba, Tuhan mengangkat Elia dan membebaskannya dari beban yang menindih, terlepas dari hari-hari berat yang sangat menggetarkan dan menegangkan. Waktunya telah tiba, semua karya-karya besar yang mengagumkan harus berakhir. Elia berangkat menuju Betel, meninggalkan Gilgal tempat di mana nabi-nabi yang masih muda dilatih. Tetapi Elisa terus mengikuti guru yang sangat dikaguminya itu dan tidak mau meninggalkan dia sedetikpun, sampai saat-saat terakhir. Elisa telah merasakan bahwa sebentar lagi ia akan berpisah dengan Elia selama-lamanya. Elisa telah merasakan bahwa sesuatu yang luar biasa akan terjadi dan ia mau menjadi saksi mata dalam peristiwa yang besar itu. ltulah sebabnya Elisa terus mengikuti tuannya sampai datang kereta dan kuda berapi yang mengangkat Elia dan memisahkannya dari Elisa. Elisa merasakan sebuah kehilangan yang sangat besar, kehilangan yang tidak tergantikan, sehingga ia mengoyak bajunya.
Alkitab melukiskan sebuah persahabatan dan kesetiaan yang harus diteladani, ditengah-tengah dunia kita di mana persahabatan dan kesetiaan dapat dibeli dan dikhianati. Beberapa contoh yang diangkat oleh Alkitab misalnya kesetiaan Daud terhadap Saul, Yonathan terhadap Daud, Rut terhadap Naomi dan teks ini berbicara tentang Elisa terhadap Elia. Semua cerita itu mengingatkan dan menantang kita untuk merawat dan menjaga kesetiaan di dalam kehidupan.
Dunia di sekeliling kita mendemonstrasikan dengan sangat jelas, bagaimana kesetiaan hanya bertahan sesaat, persahabatan bisa dibeli. Pementingan diri mengalahkan loyalitas. Lebih gampang menemukan pengkhianat dan manusia-manusia oportunis ketimbang orang-orang yang berkomitmen untuk tetap setia. Belajar dari Elisa yang terus mengikuti tuannya dengan segala risiko yang harus dihadapi, kita ditantang untuk mengerti bahwa nilai seorang manusia turut ditentukan oleh berapa banyak sahabatnya dan yang paling menentukan ialah kualitas persahabatan itu.
KJ.446:3,4
Doa : (Tolonglah kami Tuhan, untuk mampu merawat persahabatan dan kesetiaan, di dalam dunia yang penuh dengan kepalsuan ini)
Source: Sabda Bina Umat