MINGGU VIII SESUDAH EPIFANIA
KJ.335: 1 – Berdoa
USAHA DAN BERKAT TUHAN
Yosua 2:22-24
“TUHAN telah menyerahkan seluruh negeri ke dalam tangan kita …” (ay.24).
Kedua pengintai itu tiba kembali dengan selamat dan bertemu dengan Yosua. Secara tersirat (lihat ay. 24) penulis menyatakan bahwa Tuhan menyertai mereka lewat kesungguhan mereka melakukan saran-saran Rahab, perempuan sundal itu. Lalu, mereka melaporkan hasil tugas pengintaian mereka kepada Yosua, yaitu: “Tuhan telah menyerahkan seluruh negeri ini ke dalam tangan kita, bahkan seluruh negeri itu gemetar menghadapi kita” (ay. 24).
Dalam proses pendudukan tanah Kanaan oleh umat Israel dibawah pimpinan Yosua, bin Nun, selalu ada dua hal yang diakui sekaligus, yaitu:
- bahwa keberhasilan itu berkat campur tangan Tuhan; dan
- bahwa keberhasilan itu berkat perjuangan umat Israel.
Demikian juga bangsa kita, bangsa Indonesia. dalam rumusan Pembukaan UUD 1945, menegaskan bahwa kita merdeka karena atas rahmat Tuhan yang mahakuasa dan Karena perjuangan seluruh bangsa.
Lalu, apakah makna pengakuan itu bagi kita saat ini? Pemazmur menyanyikan: “Jika bukan Tuhan yang membangun rumah, sia-sialah usaha orang yang membangunnya.” (Maz 127:1).
Ungkapan ini tidak bermaksud untuk mengurangi dan apalagi menjadakan pentingnya usaha manusia. Usaha penting, tetapi usaha akan sia-sia tanpa berkat campur tangan Tuhan. Campur tangan Tuhan membuat usaha dan jerih payah kita bermakna dan berhasil. Oleh sebab itu, membangun manusia (jemaat) hendaknya memperhatikan dua hal sekaligus, yaitu: membangun manusia beriman dan berketrampilan. Marilah kita belajar dari pola pendidikan Yahudi. Seorang Yahudi baru dianggap dewasa dan dilepas ke masyarakat, jika mereka sudah beriman dan berketrampilan yang olehnya ia bisa mencari nafkah. Contoh Paulus yang seorang rabbi, juga tukang tenda.
KJ.335 : 3
Doa : [Ya Tuhan, bantu kami mendidik anak kami jadi beriman dan trampil)
Source: Sabda Bina Umat