Minggu IV Sesudah Paskah
Selasa, 1 Mei 2018
Renungan Pagi
KEBAIKAN ADALAH KARAKTER YANG TIDAK KENAL MUSIM
Rut 3:14-18
“Setelah perempuan itu sampai kepada mertuanya, berkatalah mertuanya itu: “Bagaimana anakku?” (ayat 16)
Kontroversi tentang kesan kegiatan seksual yang dilakukan oleh Boas terhadap Rut telah direnungkan kemarin. Kini, perikop saat ini mengajak kita untuk merenungkan bahwa orang baik itu karakter baiknya tidak akan bersifat sewaktu-waktu atau musiman. Sebaliknya, kebaikan sebagai suatu karakter akan selalu muncul tanpa kenal musim. Berhikmat tanpa musim. Berbuat baik tidak kenal musim.
Setelah terkejut dengan kehadiran Rut di saat ia sedang tidur, Boas mengijinkan Rut untuk tidur di sebelah kakinya sampai pagi (ay. 14). Sekali lagi, ini bentuk dari kebaikan sebagai suatu karakter dari Boas. Ia tidak marah. Juga, tidak mengusir Rut. Padahal, Boas memiliki kuasa dan ia tentu memiliki kesempatan untuk marah terhadap Rut. Tetapi, ia tidak melakukan itu. Sikap ini menunjukkan bahwa kebaikan Boas yang ditunjukkan terhadap Rut di ayat-ayat sebelumnya adalah suatu karakter bawaan. Boas berbuat baik tidak musiman.
Tidak hanya itu. Pagi harinya, Boas memberi bekal kepada Rut. Kembali ditunjukkan suatu kebaikan yang tidak kenal musim. Apa yang dilakukan Boas di saat bersama Rut, ternyata membuat Naomi memiliki kegelisahan – dan kegelisahan itu diungkapkan melalui pertanyaan: “Bagaimana, anakku?” (ay. 16). Tampaknya, Naomi berharap apa yang ia rencanakan berjalan. Tetapi, ayat 16 dan 17 menyampaikan penjelasan Rut tentang apa yang terjadi selama bersama Boas. Mendengar apa yang disampaikan, bagaimana pun, Naomi terlihat tetap menyimpan harapan tentang Boas dan Rut.
Source: Sabda Bina Umat