Minggu I Sesudah Paskah
Selasa, 10 April 2018
Renungan Pagi
KRISTEN SESUNGGUHNYA
Yohanes 13 : 31 – 35
Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, yaitu jikalau kamu saling mengasihi (ay. 35)
Identitas sebagai murid Tuhan Yesus dapat dikenali dengan mudah lewat perilaku hidup yang saling mengasihi di antara para murid Tuhan. Identitas kristiani demikian membuktikan bahwa ajaran Tuhan bukan sesuatu yang abstrak tetapi sebuah kenyataan yang dapat ditampilkan dalam tutur kata dan tingkah laku yang saling menguatkan dan menghibur; yang saling menopang dan memberkati; yang saling menerima dan menghargai dalam kelebihan dan kekurangan masing-masing.
Tuhan Yesus menyebut apa yang merupakan kehendak Allah bagi mereka yang percaya dan mengasihi-Nya. Tindakan mengasihi yang dilakukan para murid bersumber dari kasih Allah yang sempurna. Perintah mengasihi bukanlah ajakan moral tetapi kewajiban iman yang menyatu dalam diri para murid yang karakter dan hidup-Nya sudah diperbarui. Penderitaan dan pengorbanan Tuhan Yesus di atas kayu salib bertujuan agar manusia dapat menikmati kasih Allah yang agung itu. Dengan saling mengasihi maka orang lain dapat menyaksikan bagai-mana perintah Tuhan dilakukan dengan sungguh-sungguh. De-ngan saling mengasihi, para murid dapat menjadi saksi Tuhan Yesus yang sejati saat mereka dapat saling bertolongan dalam mengatasi pergumulan hidup dan berbagi sukacita ketika saudara seiman menikmati berkat melimpah.
Kita sekalian diingatkan untuk tampil sebagai pelaku kasih. Bukan menunggu orang berbuat baik terlebih dahulu. Bukan juga dengan mencurigai kebaikan seseorang yang berbuat se-suatu dengan tulus. Dengan menerima kasih dari saudara se-iman, kita mempercayai perbuatan Allah yang ajaib. Allah ber-karya lewat saudara kita yang dengan sukacita menjadi alat Tuhan yang hidup. Bersyukur jika hidup kita dipakai Allah mem-berkati sesama sehingga saudara kita semakin mengenali kasih Tuhan.
Source: Sabda Bina Umat