SELASA, 10 JULI 2018
Renungan Pagi
GB.94 : 1 – Berdoa
ROH YANG MEMERDEKAKAN
2 Korintus 3 : 12-18
“Sebab Tuhan adalah Roh; dan di mana ada Roh Allah, di situ ada kemerdakaan” (ay.17)
Percayakah saudara bahwa ada kemerdekaan sejati? Apakah pembebasan secara politis dapat menjamin seseorang menikmati kemerdekaan sejati, tanpa stress, tanpa ketakutan, tanpa intimidasi dan sebagainya? Tidak! Tidak ada kebebasan sejati. Kemerdekaan politis tidak menjamin, bahwa seseorang terbebas dari penjajahan. Sekalipun di dalam sebuah negara merdeka, kita masih merasakan penjajahan dalam bentuk ekonomi, kekuatan sosial politik dan sebagainya. Dimana ada ketakutan, teror, intimidasi politik, pemahaman tentang mayoritas dan minoritas, tindakan kekerasan, sesungguhnya, di situ tidak ada kemerdekaan sejati. Keadaan itu dapat dikatakan kemerdekaan administratif belaka, bukan kemerdekaan sempurna.
Paulus ingin mengingatkan orang Kristen, bahwa Allah telah membebaskan manusia sampai keakarnya. Rasul ingin menegaskan, bahwa Israel secara spiritual belum merdeka selama mereka masih terikat pada figur Musa. Mengapa? Sebab mereka mengikatkan diri pada hukum-hukum yang mematikan. Hukum Taurat tidak dilakukan dalam suasana kebebasan, melainkan di bawah ancaman ketakutan. Artinya, jika seseorang tidak melakukan Hukum Taurat secara baik dan benar; maka ia pasti hukum. Hukum Taurat berubah wajahnya menjadi momok menakutkan. Roh umat terkekang dan tertekan. Paulus menasihati orang Kristen, bahwa tubuh-roh-jiwanya telah dibebaskan dari dosa oleh pelayanan Yesus Kristus. Melalui dan di dalam kematian-Nya Allah telah menganugerahkan kemerdekaan sejati. Kemerdekaan yang dituntun oleh Roh Kristus.
Oleh iman kepada Dia, siapapun diperkenankan untuk menghadap Allah. Inilah kemerdekaan sejati, yang lahir dari pelayanan Yesus Kristus. Dan, jemaat kristen saat ini diutus untuk mengerjakan pelayanan yang memerdekakan manusia dari berbagai bentuk penjajahan, baik yang bersifat pisik maupun kejiwaan. Pelayanan yang membebaskan manusia dari berbagai masalah dalam lingkungan masyarakatnya. Pelayanan pembebasan itupun tidak bertujuan mengkristenkan, melainkan mendamaikan dan membawa sukacita bagi orang yang menghadapi persoalan berat. Biarlah Roh Allah saja yang memimpin tiap orang menikmati karya layan kita sampai mereka mengakui Yesus Kristus selaku Tuhan dan Juruselamat.
GB.194 : 2 “Kurasakan Nyala Api Dalam Hatiku” – Berdoa
Doa : (Tuhan, terima kasih atas Roh-Mu yang telah memerdekakan kami)
Source: Sabda Bina Umat