Minggu Pemuliaan
Selasa, 15 Mei 2018
Renungan pagi
KEDAMAIAN HATI, BERKAT BAGI SESAMA
Roma 14 : 1 – 12
“… dan semua orang akan memuliakan Allah” (ayat 11)
Tak seorang pun pernah dihormati karena apa yang dia terima. Kehormatan adalah penghargaan bagi orang yang telah memberikan sesuatu yang berarti. (Calvin Coolidge). – ‘Bagaimana seharusnya kehidupan orang-orang beriman kepada Yesus?
Paulus sangat menekankan kasih Allah yang menyelamatkan melalui Yesus Kristus Putera-Nya. Dengan demikian manusia didamaikan dengan Allah berkat iman mereka; manusia dibenarkan karena iman. Melalui pembenaran oleh iman dan damai sejahtera dengan Allah, manusia memperoleh kasih karunia. Di atas kasih karunia itulah orang-orang yang telah dibenarkan berdiri kokoh-teguh. Dengan beriman, manusia senantiasa berharap akan menerima kemuliaan Allah. Hasil dari pembenaran itu adalah kasih Allah yang menyelamatkan.
Karena itu dengan pengalamannya sendiri Paulus menasihati jemaat Roma yang sedang menghadapi situasi sulit. Jemaat mengalami tekanan yang berat dari orang-orang Yahudi dan orang-orang Roma, serta keadaan jemaat dalam konflik serius.
Namun tidak menyurutkan maksud Tuhan menciptakan manusia supaya bukan hidup dan berbuat sekehendak hatinya. Tuhan menciptakan manusia agar ia tahu dan harus memuliakan Allah Penciptanya. Inilah tujuan kita diciptakandan ditebus. Memuliakan Tuhan adalah tujuan utama kehidupan orang Kristen. Kunci memuliakan Allah adalah ketaatan dalam melakukan kasih-Nya. Tolok ukurnya bukan seberapa hebat/besar tindakan kita dan dampaknya. Perbuatan yang tampak sepele sekalipun asalkan meluap dari kasih Allah yang memenuhi hati kita, tetap bermakna. Ya, memuliakan Allah bukan bermaksud mengundang pujian dari manusa, melainkan un tuk menyenangkan hati-Nya. Sebab jika kita hidup, kita hidup untuk Tuhan dan jika kita mati, kita mati untuk Tuhan. Jadi baik hidup atau mati, kita adalah milik Tuhan. “Kedamaian bukanlah sekadar tujuan jangka panjang yang kita cari, tetapi makna yang terkandung dengan kita mencapai tujuan tersebut. (Marthin Luther King Jr.).
Source: Sabda Bina Umat