MINGGU XXIV SES. PENTAKOSTA
♪ GB. 101 : 1 – Berdoa
Yesaya 53 : 6-9
Risiko Menjadi Pemimpin
Saudaraku, menjadi seorang pemimpin tidak selalu mendatangkan sukacita. Banyak tanggung jawab yang harus dipikul seorang diri. Kehidupan organisasi yang dipimpin bergantung pada kemampuan sang pemimpin. Sang pemimpin harus mampu membuat kebijakan yang tepat di masa-masa sulit demi kelangsungan organisasi. Karena kebijakan itu, ia harus siap dengan segala risiko atas jabatan kepemimpinan yang melekat dalam dirinya.
Saudaraku, risiko yang harus ditanggung seorang pemimpin adalah menghadapi orang-orang yang membelot dan menanggung akibat dari perbuatan mereka (ay.6). Artinya, menjadi seorang pemimpin harus berani membiarkan diri untuk dihina, dianiaya, dan ditindas oleh karena perbuatan orang-orang yang dipimpinnya. Sang pemimpin tidak boleh “membuka mulut” (mengeluh) atas risiko yang harus ditanggung (ay.7). Hal ini membuktikan bahwa banyak orang yang tidak memikirkan kehidupan pribadi sang pemimpin (ay.8). Lebih jauh lagi, terkadang sang pemimpin dianggap sebagai seorang penjahat dalam melaksanakan tugasnya (ay.9).
Saudaraku, memang terasa berat tanggung jawab dan risiko yang harus dihadapi oleh seorang pemimpin. Namun demikian perlu diketahui bahwa tanpa kehadiran pemimpin, kehidupan organisasi menjadi tidak jelas. Karena itu, kita sebagai anggota organisasi harus mendoakan dan mendukung kebijakan pemimpin. la pasti sudah mempertimbangkannya dengan baik demi kehidupan bersama. Jika kita menjadi pemimpin, maka tidak boleh mengeluh atas beratnya tugas dan tanggung jawab serta risiko-risiko yang harus dihadapi, Tuhan pasti memberikan kepada kita, baik pemimpin maupun anggota organisasi kemampuan dan kekuatan untuk menunaikan tugas serta menanggung risiko yang ada.
♪ GB. 101 : 2
Doa : (Tuhan Yesus, mohon berikan kami kekuatan dan kemampuan untuk menjalani tugas beserta risiko-risikonya)