SELASA, 21 AGUSTUS 2018
Renungan Malam
GB.49 – Berdoa
PEMARAH VS ORANG SABAR
Amsal 15:17-18
Si pemarah membangkitkan pertengkaran, tetapi orang yang sabar memadamkan perbantahan (ay. 18)
Marah adalah salah satu bentuk emosi yang dapat dirasakan oleh semua orang, termasuk anak-anak. Kemarahan dipicu oleh banyak hal, mulai dari hal kecil sampai dengan hal yang besar. Ketika rasa marah tak bisa dikendalikan, ia dapat membahayakan kesehatan mental dan spiritual kita.
Penulis Amsal mengkontraskan pemarah dengan orang yang sabar. Menurutnya, pemarah hanya akan membangkitkan pertengkaran, tetapi orang yang sabar memadamkan perbantahan. Orang yang kesukaannya marah hanya akan menyebabkan sebuah pertengkaran karena kata-kata yang ia ungkapkan seringkali tanpa dipikir matang-rnatang. Relasi harmonis dapat menjadi retak karena orang tak bisa mengendalikan kemarahannya. Lain halnya dengan orang yang sabar, ia akan berusaha untuk tenang mencari solusi yang tepat demi menghindari sebuah pertengkaran. Setelah menemukan solusi, ia akan berusaha memilih kata-kata yang tepat, agar tidak mangeluarkan kata-kata yang kasar. Ini tidak berarti bahwa orang yang sabar tidak pernah marah. Orang sabar bisa saja marah karena alasan-alasan tertentu. Namun demikian, kemararahannya bukan untuk menyudutkan atau mengecilkan orang lain, melainkan untuk membangun. Ia marah dengan cara-cara yang lembut supaya apa yang ia maksudkan dapat dipahami dengan baik oleh orang lain.
Ibarat tanaman, kesabaran itu harus dirawat dan dipupuk supaya dapat tumbuh dengan subur serta menghasiikan buah bagi sesama. Kesabaran harus selalu dirawat dan dipupuk dengan kekuatan Roh Kudus. Tanpa kekuatan-Nya, kita tak akan mampu sabar, karena ia akan selalu teruji melalui pelbagai peristiwa dan orang-orang yang kita jumpai. Kita butuh berhubungan dengan Tuhan, agar kekuatan-Nya memampukan kita menghadapi tantangan dan persoalan dengan bijaksana, termasuk menghadapi orang-orang yang dapat memancing emosi marah kita.
GB 50 : 1,2
Doa : (Ya Kristus, lewat pelbagai peristiwa ajarlah kami untuk dapat mengendalikan emosi. Jangan biarkan kami menjadi seorang pemarah. Tolonglah kami untuk belajar dari kesabaran-Mu)
Source: Sabda Bina Umat