Minggu V Pra Paskah
Selasa, 27 Februari 2018
Renungan Malam
GONCANG DAN HANGUS
Ibrani 12:25-29
“Sebab Allah kita adalah api yang menghanguskan” (ayat 29)
Mana yang lebih tahan terhadap goncangan gempa? Bangunan besar yang menjulang tinggi dengan konstruksi beton atau rumah tradisional dari kayu dan kertas? Jawabnya adalah rumah kecil berbahan kayu. Seperti itulah manusia manakala Allah mengguncang dunia yang dipenuhi dosa (26-27). Setinggi apapun pencapaian manusia dan sekuat apapun kekuasaannya tidak ada yang dapat bertahan. Sebaliknya mereka yang rendah hati, taat dan bersandar pada kekuatan Tuhan akan bertahan. Mengapa Allah menggoncang kehidupan? Karena Dia murka kepada mereka yang menolak firman Yesus untuk percaya, bertobat dan menerima penebusan dosa. Puncak murka-Nya sangat mengerikan. Allah menjadi Api yang menghanguskan. Tidak ada yang tersisa sedikitpun dari murka-Nya.
Surat Ibrani menekankan peran Tuhan Yesus sebagai “Imam Besar Agung”. Salah satu tugas umam adalah memimpin ibadah korban penebusan dosa, supaya manusia yang memberontak kepada Tuhan kembali didamaikan dengan Allah. Dosa kita tidak dapat dihapus begitu saja. Dosa kita ditanggung oleh Yesus di kayu salib. Itulah cara Allah memutus ikatan kita dengan dosa dan membaharui hidup kita, sehingga kita terhindar dari Api murka-Nya yang menghanguskan.
Api bersuhu tinggi dipakai untuk memurnikan emas, juga membentuknya menjadi perhiasan yang indah dan bernilai tinggi. Bila kasih Allah diibaratkan dengan api, maka kasih Allah di dalam Yesus Kristus memurnikan kita dari dosa seperti proses penempaan emas. Demikian proses hidup kita dalam penebusan dan pengudusan oleh Tuhan Yesus. Api kasih Allah memurnikan kembali pikiran, perasaan dan perilaku kita dari dosa. Kita mengalami kematian terhadap dosa, tetapi kita hidup dalam pembaharuan Allah. Mari kita bertekun beribadah mensyukuri kebaikan Tuhan yang kita hayati melalui tiap bagian ibadah: panggilan beribadah, pengakuan/pengampunan dosa, amanat hidup baru, khotbah, doa syafaat, persembahan dan pengutusan yang harus terwujud dalam kehidupan sehari-hari.
Source: Sabda Bina Umat