MINGGU VIII SESUDAH EPIFANIA
KJ 258:1 – Berdoa
YITRO MEMPERSEMBAHKAN KORBAN
Keluaran 18:12
… mempersembahkan korban bakaran dan beberapa korban sembelihan bagi Allah (ay 12)
Tidak jelas untuk maksud apakah Yitro, mertua Musa, imam Midian itu, mempersembahkan korban bagi Tuhan. Ada dua kemungkinan, yaitu: 1) sebagai ungkapan syukur bagi Tuhan, sebab Ia telah menyelamatkan umat Israel dari tangan Mesir dan Firaun; dan 2) sebagai ungkapan syukur kepada Tuhan bahwa dia masih bisa bertemu dengan Musa, menantunya. Ia mengundang Harun (abangnya Musa) dan para tua-tua untuk ikut makan bersama-sama di hadapan Allah.
Apa yang dilakukan oleh Yitro adalah suatu ritual adat yang berlaku di masyarakat padang gurun pada zaman itu. Apakah umat Israel yang meniru ritual itu dari bangsa Midian, ataukah bangsa Midian yang meniru dari orang Israel, khususnya dari Abram, kita tidak tahu. Tidak usah kita malu bahwa umat Israel dan gereja meniru kebiasaan bangsa/suku lain. Contoh di Indonesia ialah ibadah syukuran 7 hari, 40 hari, 100 hari, dan 1000 hari sesudah meninggal, bukanlah asli kristen, namun hingga kini masih ada orang kristen melakukannya.
Bagaimana pun pemahaman kita tentang ayat yang satu ini jangan melupakan pesannya, yaitu: gereia yakin bahwa Allah turut bekerja di dalam segala sesuatu (lihat Roma 8:28]. Oleh sebab itu. Paulus menasihati Jemaat di Tesalonika agar mereka mengucap syukur dalam segala hal. itulah kehendak Kristus bagi kita (1 Tes 5:18). Ketika Yitro mensyukuri sesuatu, maka ia mempersembahkan korban kepada Tuhan dan mengadakan jamuan persekutuan kasih dalam suatu persekutuan. Jamuan persekutuan kasih menjadi salah satu yang penting membangun persaudaraan dan persekutuan jemaat, khususnya di GPIB yang anggotanya beranekaragam. Renungkanlah: masihkah kita tega menyakiti sesama warga jemaat, sementara kita sudah pernah makan dan minum bersama dalam jamuan syukur di rumahnya dan sebaliknya?
KJ.256 :3
Doa: (Ya Tuhan, teguhkanlah iman percaya kami untuk tetap bersyukur)
Source: Sabda Bina Umat