MINGGU XXII SES. PENTAKOSTA
♪ KJ. 454 : 1 – Berdoa
2 Samuel 12 : 14 – 25
Memandang Ke Depan
Jepang adalah contoh yang relevan untuk manusia yang bekerja keras. Masa lalu Jepang tidak begitu baik. Mereka bekerja keras untuk memperbaiki masa Ialu. Mereka tidak terperangkap dalam masa Ialu. Mereka tidak begitu lama terjebak dalam kesedihan. Mereka mempunyai keberanian untuk maju. Dasarnya adalah tekad yang kuat. Tekad yang kuat mengubah hal buruk di masa lalu menjadi indah di masa depan. Dengan kata Iain, manusia yang terjebak dengan meratapi masa lalu tidak akan melihat peluang di masa depan.
Daud menyadari bahwa hukuman Tuhan sudah final dan tidak dapat diubah. Namun demikian, Daud tetap bangkit dan menatap masa depan dengan pengharapan. Dasarnya adalah Daud tidak dapat membangkitkan anaknya dengan meratapi masa lalu. Bagi Daud, ia akan bertemu dengan anaknya. Itu merupakan pengharapan Daud. Sikap itu yang membuat Daud mampu bangkit dari perkabungannya dan pergi beribadah ke rumah Tuhan. Hukuman Tuhan memang nyata untuk Daud, tapi dia tidak kehilangan imannya. Iman yang percaya, bahwa Tuhan menerima setiap manusia dengan segala kekurangannya.
GPIB adalah gereja yang lahir dari badan penginjilan Belanda. ltu adalah bagian dari masa lalu GPIB. Masa lalu tidak boleh menghambat GPIB. GPIB harus bisa melihat peluang di masa depan. Apa yang GPIB mampu lakukan tidak boleh tertahan oleh masa lalu. GPIB adalah milik Tuhan. Artinya, GPIB adalah gereja Tuhan. Ini adalah dasar bagi keberadaan GPIB. GPIB harus menyongsong masa depan dengan pengharapan. Pengharapan bahwa GPIB mampu melakukan hal yang besar karena Tuhan yang memanggilnya. Panggilan itu tidak terarah pada masa lalu. Panggilan itu terarah ke masa depan yang lebih baik.
♪ KJ. 454 : 2, 3
Doa : (Tuhan Yesus, mohon ajar kami tetap berharap ke depan hanya kepada-Mu saja dan bukan manusia)