Minggu IV Sesudah Paskah
Senin, 30 April 2018
Renungan Malam
MENJADI ALAT TUHAN BUKAN SUATU IZIN UNTUK MENGEKSPLOITASI
Rut 3:1-13
“Jika ia membaringkan diri tidur, haruslah engkau perhatikan baik-baik…” (ayat 4).
Perikop hari ini, memberi kesan dan sekaligus memunculkan pertanyaan, tentang mengapa orang berhikmat yang dipakai Tuhan, seperti Naomi, terlihat seperti menyerahkan Rut kepada Boas (4).
Peter H. W. Lau (2015) menyatakanbahwa kesan itu memunculkan dua kubu: pertama, kubu yang meyakini terjadi kegiatan seksual antara Rut dengan Boas; dan kedua, kubu yang meyakini hal itu tidak terjadi. Lau, setelah melakukan kajian linguistik dan narasi atas perikop ini, memandang kesan tersebut tidak ada (2015:19). Bertolak dari apa yang disampaikan oleh Lau, perikop ini memiliki beberapa pesan.
Pertama, orang berhikmat yang dipakai Tuhan tetap bukan tidak memiliki karakter personalnya. Perhatikan karakter personal dari Naomi di Rut 1:13; 20; 21 (Lau 2015:17). Sementara itu, di ayat 4 tersebut, Naomi – yang turut merasaan seluruh kebaikan Boas – tampil sebagai sosok yang “luruh dan luluh” terhadap kebaikan Boas. Situasi ini mendorong Naomi untuk berjalan mengikuti dirinya yang luruh dan luluh ini. Ini bagian dari karakter personalnya Naomi. Situasi ini juga terdengar akrab bagi kita, bukan?
Kedua, ucapan Rut, yang merespon apa yang disampaikan Naomi (ay. 5), adalah suatu contoh dari konsistensi dan konsekuensi dari kesetiaan yang sejak awal disampaikan Rut kepada Naomi. Tetap setia di dalam situasi apapun: penuh penderitaan, dan melakukan hal yang dipandang tidak sesuai keinginan diri. Elaine W. F. Goh menyebut istilah eset hayil sangat cocok untuk disandang oleh Rut sebab Rut adalah sosok perempuan kuat. Hal itu terjadi karena istilah eset hayil juga berarti woman of strength, atau perempuan kuat (Goh 2015:87). Kesetiaan Rut sebagai seorang perempuan Moab di hadapan Naomi sebagai seorang Yahudi memberi pesan bahwa bangsa lain juga bisa setia.
Ketiga, Boas sebagai orang kaya yang berhikmat hidup di dalam budaya Patriarki dari masyarakat Israel, posisi unik Boas tersebut dapat membuat ia menjadi sosok yang penuh kuasa, baik karena kekayaannya ataupun karena budaya Patriarki dari masyarakat Israel. Namun itu tidak dilakukan Boas. Tidak ada abuse of good. Tidak ada eksploitasi kebaikan.
Source: Sabda Bina Umat