Senin, 4 Juni 2018
Renungan Pagi
GB 283: 1 – berdoa
BERANI MEMPERJUANGKAN KEBENARAN
Ester 4: 1-17
“…aku akan masuk menghadap raja, sungguhpun berlawanan dengan undang-undang: kalau terpaksa aku mati, biarlah aku mati.” (ay.16)
“Kejahatan terjadi bukan hanya karena niat pelaku tetapi karena ada kesempatan”, kutipan terkenal dari “Bang Napi” di salah satu siaran televisi. Sesungguhnya kejahatan terjadi bukan hanya karena ada kesempatan tetapi karena banyak orang baik diam dan menutup mata. Kita tidak berani memperjuangkan kebenaran dan memerangi kejahatan karena resikonya terlalu tinggi.
Ester merasakan tekanan yang sama ketika Haman, yang diangkat raja Ahasyweros sebagai pembesar dianugerahkan cincin kerajaan untuk memusnahkan bangsa Israel. Mordekhai sebagai paman dan ayah angkat Ester menunjukkan rasa “protes”nya itu kepada raja dengan berkabung di depan pintu gerbang istana. Mordekhai mengingatkan Ester untuk membela bangsanya dan menguak kejahatan Haman. Ester harus mempertaruhkan nyawanya bertemu raja dengan inisiatif sendiri tanpa panggilan dari raja. Jelas bahwa resiko Ester untuk membela kebenaran dan menguak kejahatan dari Haman adalah mati. Akan tetapi, dalam pertaruhan ini, Ester membutuhkan dukungan dengan meminta seluruh orang Yahudi di Susan mendukungnya dalam puasa. Dia bergantung lebih dari sekedar keberanian manusia. Puasa merupakan wujud pengalaman yang lebih efektif dalam menyiapkan diri untuk bersekutu dengan Tuhan.
Kejahatan bisa terjadi dimana saja baik ditengah kehidupan keluarga, dilingkungan pekerjaan atau di tengah persekutuan. Kadangkala, orang hanya diam dan menjadi penonton atas kejahatan yang terjadi bahkan menjadi pelaku kejahatan itu sendiri. Walaupun penuh dengan resiko dan harus keluar dari zona aman marilah menjadi “pejuang kebenaran” dimanapun kita ditempatkan dengan memohon penjagaan dan perlindungan Tuhan sumber kebenaran dan keadilan.
GB 283: 2
Doa: (Tuhan, kuatkan dan teguhkan hati kami untuk memperjuangkan kebenaran dan keadilan dalam kehidupan keluarga, pekerjaan dan persekutuan)
Source: Sabda Bina Umat